Kurangi Hari Kerja, ! Buruh PT Jalin Vanio Mengeluh, Dan Menuai reaksi dari Lembaga Buruh

Tak henti hentinya permasalahan yang dikeluhlan oleh para pekerja di PT Jalin Vanio (JV) yang mengadu nasib demi mencari rupiah untuk kebutuhan hidup sehari harinya,  hal ini menarik perhatian Warta Kayong  yang mendapat informasi dari para pekerja dan Pengurus Serikat buruh.

Seperti pengakuan Herman , salah seorang pekerja  PT. JV di estate Sungai Terong yang sudah bekerja lebih empat tahun sebagai karyawan perawatan mengeluh lantaran waktu bekerja yang di kurangi.

” sejak bulan desember 2017 jam kerja kami terus di kurangai, memasuki januari ini pertanggal 09 saya baru di kasi kesempatan kerja 3 (tiga) hari,  saya berharap agar bisa bekerja normal seperti bisa sebelum sebelumnya,” ucap Herman.

Pekerja lain yang biasa di sapa dengan nama Bu Jemah juga menambahkan bahwa mereka bekerja di PT JV makin hari makin tak menentu,  dan ia berharap agar janganlah di liburkan terus tanpa alasan yg pasti. Demikian juga yg di harapkan oleh Marni yang juga sebagai karyawan JV agar bisa bekerja normal, menurutnya mereka bekerja untuk kebutuhan hidup sehari hari, bukan mencari kekayaan.Hal tersebut di benarkan oleh Lilis yang juga sebagai karyawan perawatan.

” memang benar jam kerja kami di kurangi, kami cuma bekerja empat hari dalam seminggu, jumat sabtu kami tak bekerja, gmna kami bisa mencukupi kebutuhan hidup kami kalo seperti ini?  Harapan saya agar pihak perusahaan bisa berlaku bijaksana,”  tutur Lilis.

Sangat di sayangkan perusahaan besar milik Artha Graha bisa menyunat waktu para pekerjanya, padahal belum lama ini sedang ada peninjauan untuk kelayakan ISPO/RSPO,  jika permasalahan ini terus berlanjut dan tanpa penyelesaian ini akan berdampak tidak baik seperti yang di sampaikan Sekretaris DPC SBPP Kayong Utara Zulfikri Munandar.

” Untuk permasalahan yg terus berlarut yang di alami oleh para pekerja  jika tidak ada penyelesaian maka kami akan mengabil langkah melalui DPP SBPP  di Jakarta agar menyurati PT Mutu Agung selaku penerbit sertifikat agar di tinjau kembali ijin ISPO/RSPO nya, harapan kami agar ada kerja sama yang baik utk mencari solusi agar tidak ada diskriminasi,”ujar Zulfikri.

Saat di konfirmasi Via WA, kenapa jam kerja karyawan di kurangi? Munawar selaku Humas JV mengatakan itu wewenang Bagian agronomi dan HRD yang bisa menjawab. Ketika di hubungi via WA Juantono selaku HRD PT JV mengatakan alasan di kuranginya jam kerja pada karyawan di karenakan item pekerjaan berkurang.

Mangatur nainggolan selaku ketua Umum SBPP  yang kebetulan juga adalah seorang Pengacara di jakarta saat di mintai pandangan dan memberikan pernyataan yang mengejutkan.

” kurangnya item pekerjaan kuat dugaan adalah modus pengusaha dalam menyengsarakan rakyat/buruh karena akhirnya akan mengurangi hari kerja buruh dan penghasilan Buruh akan ke level penghasilan penduduk miskin. Hal ini sdh merupakan modus berbagai perusahaan perkebunan dengan memberikan jam kerja 2 atau 3 hari perminggu, dan status karyawan tetap harian lepas.

Yg menjadi pertanyaan,  bagaimana mungkin ada item pekerjaan di Sektor perkebunan berkurang? Logika dari mana? Kecuali kebun terbakar atau sawit mandul alias tidak berbuah, kebun sawit tetap butuh penyemprotan, pemupukan (perawatan), hingga pemanen.

Saya harap perusahaan dalam menjalankan usahanya harus berpegang pada nilai-nilai pancasila yg mencerminkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Kalau nilai-nilai pancasila jadi pengangan PT. JALIN VANEO maka tidak ada alasan mengurangi hari kerja.. karena perusahaan hadir bukan utk meningkatkan keuntungan semata dengan memeras tenaga Buruh. Tapi mensejahterakan rakyat Kayong Utara atau memberikan keadikan sosial bagi seleuruh rakyat Indonesia khususnya Kayong Utara. Peran Bupati dan menteri tenaga kerja dituntut dalam hal ini agar perusahaan yg hadir menerapkan butir-butir pengamalam nilai-nilai pancasila dlm menjalankan usahanya. Kalau tdk berti perusahaan itu anti pancasila. Kalau perusahaan anti pancasila apakah masih layak beroperasi di Bumi Pertiwi Indonesia? Mungkin pak Jokowi yg lebih pas untuk menjawabnya” ungkap Mangatur dengan rinci. ( Ali.M 10/01/2018)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama