Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, Asnawi, kader Partai Nasdem, mengusulkan program tambak rakyat. Program ini spesifik untuk masyarakat pesisir, yang memiliki potensi pengembangkan/budidaya ikan, udang dan kepiting.
Sebagai langkah awal, rencana Asnawi, daerah yang akan diusulkan yaitu desa Pulau Kumbang dan dusun Sutra B1/B2 (Sungai Semut) desa Padu Banjar. Dua desa ini diharapkan Asnawi sebagai pilot project tambak rakyat KKU.
Usulan pembangunan tambak rakyat bukanlah keinginan Asnawi. Ini merupakan aspirasi masyarakat Pulau Kumbang dan pesisir desa Padu Banjar yang dia tampung. Keinginan masyakat 2 desa ini, agar pemerintah membangun tambak ikan, udang atau kepiting. Karena tempat ini cocok untuk budidaya tersebut.
Dengan program Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ini, peluang masyarakat untuk mengusulkan tambak-tambak rakyat sangat terbuka. Tinggal dikoordinasikan saja dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) KKU. Yang penting memenuhi syarat-syarat yang ditentukan pemerintah. Seperti, adanya kelompok, memiliki areal budidaya dan sebagainya.
Banyak alasan, mengapa Asnawi merespon usulan tambak rakyat. Pertama, Pulau Kumbang dan pesisir Padu Banjar merupakan daerah pesisir, persis berada di selat Pulau Maya. Disini, sebagian masyarakatnya bermatapencarian sebagai nelayan.
Apabila peruntukan program ini tepat untuk nelayan, Asnawi yakin, program ini akan berjalan. Sebab, ikan, udang atau kepiting bagian yang tidak terpisah dari nelayan.
Namun jika program tersebut diperuntukan ke bukan nelayan, Asnawi yakin program tersebut sulit berhasil. Contohnya bantuan alat tangkap (pukat) yang dibagikan DKP untuk warga. Belum lama dibagikan, alat tersebut di jual warga. Mengapa? Karena, yang mendapatkan bantuan bukan nelayan. Yang dapat bantuan orang tidak biasa hidup di laut, atau bukan pekerjaannya.
Kedua, di Pulau Kumbang dan Sungai Semut (Padu Banjar) memiliki areal yang bisa dikembangkan untuk budidaya tambak. Baik tambak di darat, maupun tambak terapung (keramba).
Pembangunan tambak rakyat, akan membuka lahan tidur juga. Selama ini, lahan warga banyak yang dibiarkan begitu saja tanpa diolah/dimanfaat untuk kegiatan positif. Terutama areal yang berada di pesisir selat Pulau Maya. Dengan adanya tambak, lahan-lahan tidur akan terbangun.
Ketiga, dengan terbangunnya tambak, membuka lapangan pekerjaan/ekonomi baru bagi masyarakat. Paling tidak, ada pekerjaan buat istri-istri nelaya, menunggu suaminya datang melaut. Ibu-ibu nelayan tidak pasif, tapi memiliki kegiatan positif dan menghasilkan.
Selama ini, istri-istri nelayan kebanyakan tidak memiliki kegiatan. Dengan adanya tambak, sambil menunggu suami mereka pulang, para istri nelayan tersebut merawat tambaknya. Artinya, kita membuka kesempatan kerja buat keluarga nelayan, sebagai pendapatan tambahan mereka.
Keempat, sebagai solusi bagi nelayan ketika mereka tidak melaut. Sebagai nelayan, tidak setiap saat mereka bisa melaut. Ada musim-musim tertentu mereka tidak bisa ke laut, musim (angin) selatan misalnya. Pada musim selatan angin kencang, gelombang besar dan beresiko besar jika melaut.
Dengan adanya tambak, kendati tidak ke laut dengan alasan cuaca, nelayan tetap memiliki pendapatan. Sehigga perekonomian keluarga nelayan tidak terganggu. Ini solusi yang tepat. Selain menghasilkan uang, ini pun bagian dari edukasi kepada masyarakat nelayan.
Keinginan Asnawi, Tahun Anggaran 2017 sudah ada perencanaan atau realisasi dari program tambak rakyat. Harapannya, DKP harus menjemput bola ke pusat. Karena, tanpa usulan dan perencanaan yang jelas dari daerah, Pemerintah Pusat tidak akan mengalokasikan kegiatan ini ke tempat kita.
Sebagai orang mengemban aspirasi masyarakat, Asnawi siap mendampingi DKP mengunsulkan tambak tersebut. Dengan catatan, proram tersebut sudah masuk di DKP, sudah ada set plannya atau desainnya. Intinya, sudah siap dalam bentuk proposal, sebagai dasar usulan ke pusat.
“Selambat-lambatnya, tahun 2018, usulan tambak rakyat di Pulau Kumbang dan Padu Banjar bisa terealisasi. Untuk itu, perlu kerja keras agar ini terwujud,” pungkas Wakil Ketua Komisi II DPRD KKU pada Swaraku. (Has)