Masalah seks dalam rumah tangga tak bisa dipandang sebelah mata. Keretakan rumah tangga, seks kadang menjadi faktor penyebabnya juga, selain masalah ekonomi, keegoaan individu, perbedaan status sosial, perbedaan penghasilan dan lain-lain.
Alkisah. Saat berada di Pontianak sekitar bulan September 2013 yang lalu. Secara kebetulan kami bertemu dengan seorang wanita, yang menurut saya sedikit agak aneh. Keanehan tersebut ternyata bukan hanya saya yang merasakannya, namun 5 orang teman saya yang lain, kecuali satu orang teman saya yang sudah lebih dulu mengenalnya.
Ketika bicara tentang wajah (kecantikan), wanita yang satu ini berwajah sedang. Kulitnya kuning langsat, lumayan mulus dan sedikit berbulu. Bentuk wajahnya bulat, rambut sebahu, dengan mata sedikit bulat, hidung agak mancung dan bibir sedikit sensual. Tinggi badanya sekitar 155 cm, dengan bobot sekitar 45 kg. Yah, masih memiliki gaya tariklah.
Kerena penasaran, saya mencoba mencari tahu siapa sosok wanita tersebut. Dari teman kami yang mengenal dan kenal dengannya, terungkaplah siapa sosok gadis aneh tersebut, dari mana asalnya, bagaimana latar belakangnya, apa kegiatannya dan bagaimana sisi lain dari kehidupannya, baik berdasarkan keterangan teman maupun ungkap langsung dari wanita tersebut.
Singkat cerita, saya dan teman saya berkenalan dengan wanita yang mengidentifikasi dirinya sebagai wanita supel ini. Dari pembicaraan demi pembicaan selama lebih kurang empat hari kami di Pontianak, terungkaplah dari bibir wanita tersebut beberapa fakta yang mencengangkan, hingga kasus perceraian dia dengan suaminya.
Pada mulanya, usaha saya mendekati wanita ini sempat dicurigai teman-teman, khususnya ponakan saya sendiri. Dihadapan teman dan ponakan saya, saya membuat janji untuk pergi berjalan dengannya, dengan maksud menguji responnya dan ingin tahu lebih jauh bagaimana kepribadiaannya. Rencana jalan-jalan pun terlaksana. Karena ponokan curiga pada saya, dia langsung berboncengan dengan saya. Sementara wanita tersebut berbonceng dengan teman wanita ponakan saya. Niat ponakan saya sungguh mulia. Kecurigaannya merupakan antisipasi agar saya tidak kecantol wanita lain, sebab saya telah beristri dan punya anak. Dan saya sangat menyadari sekali status saya.
Menjelang hari ketiga kami di Pontianak, ada kesempatan panjang kami berkomunikasi dengan wanita tersebut. Karena mengetahui latar belakangnya, saya dan 1 orang teman saya mencoba memberikan motivasi dan nasehat. Dari hasil pembicaran demi pembicaraan kami dengannya, terungkap bahwa wanita ini termasuk orang yang abai dalam kewajiban merawat/menjaga anaknya. Anaknya besar dan diasuh oleh orang tuanya. Sementara dia jarang di tempat/rumah dengan alasan bekerja. Kemudian kami dapat mengungkap kasus percerainya yang tidak wajar dengan mantan suaminya.
Ketidakpuasan dalam hal seks dan masalah ekonomi, menjadi alasan mengapa dia harus bercerai dengan suaminya. Kepuasan seks pula yang menyebabkan wanita ini rela menghianati suaminya, berselingkuh dengan laki-laki lain yang masih lajang, yang juga termasuk teman suaminya.
Sebut saja nama wanita tersebut “Nyonya Gaul.” Disapa nyonya karena dia pernah bersuami dan memiliki 1 anak, yang katanya anak tersebut buah dari cinta dia dengan mantan suaminya. Pada mulanya Nyonya Gaul mengisahkan perceraian mereka karena suaminya tidak memiliki pekerjaan tetap. Suami Nyonya Gaul pun mengatungkan hidupnya dengan bermain musik, sama sepertinya. Hingga mereka menikah dan punya anak, musik menjadi mata pencarian mereka. Dan musik pula yang telah mempertemukan mereka hingga berjodoh, menikah dan punya anak.
Wanita muda (28 tahunan) asal Ketapang ini adalah penyanyi panggilan. Maksud penyanyi panggilan yaitu, Nyonya Gaul ini akan dapat pekerjaan (menyanyi) apabila ada band yang membutuhkan suaranya. Dia menyebut kontrak nyanyi dengannya, dengan sebutan job. Dan tentu job yang ia maksud sifatnya musiman, misalnya job itu akan ada ketika ada show atau menghibur acara resepsi pernikahan. Wanita ini benar-benar mengantungkan hidupnya dari menyanyi dan bernyanyi, sembari bercita-cita agar kelak dia bisa menjadi penyanyi besar, layaknya Inul Daratista.
Pada mulanya Nyonya Gaul ini beralasan kuat bahwa perceraian mereka karena suaminya tidak memiliki pekerjaan tetap. Saya dan teman saya tak langsung percaya dengan ungkapan tersebut. Saya bilang padanya, “Kalian menikahkah karena dasar saling mencintai, karena sudah mengetahui latar belakang masing-masing, sudah saling menerima kekurangan dan kelebihan diantara kalian kan?” Benar, “Jawabnya?” Saya kembali melanjutkan pertanyaan saya, “Lalu kenapa kalian bercerai, jika kalian saling mencintai? Pasti ada alasan lain selain masalah ekonomi, mungkin kepuasan seks barang kali?”
Tanpa ragu dan malu akhirnya Nyonya Gaul mengakui bahwa perceraian ia dengan suaminya karena masalah seks juga. Dia bilang, selama berhubungan seks dengan suaminya hingga mereka punya anak, Nyonya Gaul tidak pernah mengalami kepuasan (klimaks). Dia sangat membencian hal tersebut. Katanya, “Suami saya ego bang dalam hal seks, dia cuma memikirkan dirinya sendiri, asal dia puas/klimaks saja, sementara perasaan saya diabaikanya. Saya benar-benar jenuh berhubungan seks dengannya. Jika itu saya lakukan, itu karena terpaksa saja.”
Bermula dari perasaan jenuh/bosan karena suami tak memberikan kepuasaan seks, akhirnya Nyonya Gaul menjadi WIL (Wanita Idaman Lain). Cinta gelap pun terjalin antar Nyonya Gaul dengan lelaki idamannya. Hubungannya dengan laki-laki yang dapat memberikan kepuasan sesaat padanya, berjalan selama hampir setahun, tanpa diketahui sang suami. Seolah-olah ada kebanggaan tersendiri di hatinya ketika ia menceritakan hal tersebut kepada kami. Sejak bertemu laki-laki tersebut, seolah dia benar-benar baru merasakan bagaimana nikmatnya surga dunia yang sesungguhnya.
Seperti kata pepatah, “Sepandai-pantainya tupai melompat, ada saatnya ia akan jatuh.” Nasib serupa pun dialami wanita yang tidak mau terikat, alias ingin hidup bebas tanpa ada yang mengaturnya – sang Nyonya Gaul. Hubungan cinta gelapnya, yang sekarang lazim disebut selingkuh, pada akhirnya keciuman sang suami juga. Singkat cerita, kasus tersebut menetapkan kesepakatan akhir mereka, bahwa mereka harus bercerai. Sebab tidak ada kecocokan lagi dianatara mereka, (kayak artis-artis di televisi gitu dech).
Saya pikir ketika bercerai dengan suaminya si Nyoya Gaul akan menikah dengan laki-laki selingkuhannya? Ternyata tidak. Tentu hal yang berat bagi laki-laki lajang untuk dapat menerima wanita janda beranak. Apa lagi hak asuh anak ada pada janda tersebut. Kecuali banyak kasus yang terjadi, laki-laki lajang menikahi seorang janda beranak 5 sekalipun, karena wanita tersebut memiliki nilai lebih di mata laki-laki tersebut. Atau karena jodoh yang tak dapat dibantah lagi.
Dari sekian tahun menjanda. Hubungan demi hubungan dengan laki-laki lain, baik hubungannya sebagai mitra kerja atau hubungannya sebagai pacar, belum terlintas di benak Nyonya Gaul untuk menikah lagi demi anaknya, demi masa depan kehidupannya. Dia seperti berjalan di atas awang-awang. Bercita-cita menjadi artis ternama hanya dengan tebar pesona yang kian hari kian sirna, baik pesonanya maupun harapannya. Sementara anaknya butuh sosok ibu yang benar-benar bisa menjadi ibu yang baik buatnya. Sementara sang ibu hanya bisa bermimpi dan bermimpi. Dan bapak dari anaknya pun sangat lemah pula dalam hal tanggung jawab sebagai ayah dari anak mereka. Nasib baik Nyonya Gaul ini masih punya orang tua (ibu), sehingga nasib anaknya harus menjadi tanggung jawab orang tuanya. Edan…..
*****
Cerita Nyonya Gaul tentu pelajaran berharga yang dapat kita petik, khususnya bagi laki-laki atau wanita yang sudah beristri/bersuami. Pertama masalah ekonomi. Sedapat mungkin dan semaksimal mungkin, sebagai suami, kepala keluarga, kita wajib bertanggung jawab terhadap kebutuhan nafkah lahir keluarga (istri/anak-anak) kita. Apapun pekerjaannya asalkan halal, lakukan! Untuk ukuran kita, anggap saja musik misalnya, sebagai media penyalur hobi kita, sebagai penghasilan tambahan, bukan pekerjaan utama. Sebab menjadikan msusik dari kampung ke kampung sebagai penghasilan utama, sangat sulit, keran itu terbatas.
Kedua, masalah seks atau kepuasan seks. Apabila anda (istri) mengalami ketidakpuasan dalam berhubungan seks dengan suami anda, komunikasikan! Katakan kepada suami anda bahwa anda tidak klimaks/orgasme setiap berbungan seks dengannya. Tak perlu malu mengatakannya. Sehingga ini tidak menjadi beban dalam kehidupan anda, yang membuat anda cenderung melakukan hal yang tidak-tidak. Curhat kepada laki-laki salain suami kita, sama hal membiarkan diri masuk kedalam perangkap kehinaan. Bagi laki-laki, ini merupakan tawaran dan kesempatan baik. Sehingga peluang untuk melakukan kemaksiatan sangat terbuka lebar. Alangkah indahnya hubungan suami-istri itu diaktualisasikan sebagai hubungan sahabat, tempat curhat, bukan sekedar hubungan seks semata.
Sebaliknya, sebagai suami kita pun harus bertanya, apakah istri kita merasa puas ketika berhubungan seks dengan kita. Jangan sampai kita dianggap sebagai laki-laki ego seperti yang dimaksud Nyonya Gaul. Karena perkara seks suami-istri, selain kebutuhan biologis, seks merupakan nafkah batin suami kepada istrinya juga. Jika dia (istri) merasa tidak pernah klimaks (puas), tanyakan bagaimana caranya agar dia bisa puas, Tanyakan dimana letak kelemahannya agar dia bisa klimaks. Jika dia malu mengatakannya, sebagai laki-laki kreatif sedikit dong mencarinya. Jika sulit menemukannya, cari referensi di buku atau di internet misalnya.
Sedapat mungkin dalam memenuhi nafkah, sesekali kita (suami) harus memberikan sesuatu yang istimewa buat istri kita, kecuali kondisi kita benar-benar tidak mampu. Dan ini pun harus dibicarakan agar ketemu solusinya, bukan harus diam dan saling memendam.
Mengutip nasehat Drs. Ghazali Sulaiman, Dosen Agama Islam – Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak kepada mahasiswanya. Beliau mengatakan kunci kebahagian suami-istri itu sangat sederhana sekali. Kata beliau, “Kunci kebahagian rumah tangga itu, salah satunya adalah seks. Laki-laki yang ingin membahagiakan istrinya, maka penuhi kebutuhan ekonominya. Dan wanita yang ingin membahagiakan suaminya, maka penuhi kebutuhan seksnya.”
Bagi kebanyakan laki-laki, khusus yang normal, seks adalah segalanya. Harta berlimpah, punya jabatan tinggi tak akan lengkap tanpa pelayanan seks yang baik dari istrinya. Bahkan suami bisa selingkuh atau menikah lagi hanya karena masalah pelayanan seks istrinya yang tidak baik. Atau saat suami ingin melakukan hubungan intim, istri sering menolak. Bagaimanapun, nafsu laki-laki lebih tinggi dibandingkan wanita. Sebab itu ada pengecuali buat laki-laki boleh beristri lebih dari satu, tentu selama dia mampu dan bisa berlaku adil dengan istri-istrinya. Ini lebih baik dan mulia daripada dia (suami) harus berselingkuh (berzinah).
Sudah menjadi sifat dasar wanita, apabila kebutuhan materinya dipenuhi, baik kebutuhan asesorisnya, busana, mick up dan lain-lain, maka dia akan senang. Pekerjaan di kasur akan menjadi sesuatu yang menyenangkan pula. Tak ada lagi alasan kuat buat istri membantah ajakan suaminya, kecuali istri matre dan senang durhaka sama suami. Buat istri yang ingin dipenuhi suami kebutuhan hidupnya, maka penuhi juga keinginannya. Insya Allah, ini bagian dari kunci kebahagiaan rumah tangga, “Kata pak Ghazali.”
Suami akan kesal atau marah saat dia ingin berhubungan intim tapi istrinya menolak, apa lagi tolakan tersebut tanpa alasan yang jelas. Semangat kerjanya menurun jika kebutuhan seksnya tidak terpenuhi. Beban pikirannya semakin bertambah ketika istrinya tidak bisa memberikan kepuasan di ranjang. Namun sang suami merasa seperti lelaki perkasa saat kebutuhan seksnya terpenuhi istrinya.
Perlu diingat pula. Jadi suami jangan terlalu ego. Jika istri capek karena pekerjaannya banyak, ngurus anak, nyuci pakaian dan lain-lain, suami pun harus ngerti juga. Kecuali bagi wanita (istri) yang tak punya halangan, seharusnya tak ada alasan dia menolak ajakan suaminya. Jika anda (istri) tak ingin suaminya menikah lagi, maka layani dan penuhi kebutuhan seks suami dengan baik.
Buat istri yang ingin mendapat ridha suaminya, patuhilah suami. Karena ridha suami ridha Tuhan juga. Tak masalah anda sebagai istri/wanita karir, atau memiliki pekerjaan di luar rumah. Tapi harus ingat, sebagai wanita anda memiliki peran ganda. Sebagai istri, sebagai ibu dari anak-anak anda dan sebagai kepala rumah tangga. Sebab itu, wanita (ibu) tiga kali lebih mulia dibanding laki-laki (bapak).
Semoga kalimat ini menjadi renungan buat wanita yang sudah berstatus istri, atau bagi wanita yang akan menjadi istri. Seperti kata Drs. Ghazali Sulaiman: “Kunci kebahagian rumah tangga itu salah satunya adalah seks. Laki-laki yang ingin membahagiakan istrinya, maka penuhi kebutuhan ekonominya. Dan wanita yang ingin membahagiakan suaminya, maka penuhi kebutuhan seksnya.”
Renungan kita selanjutnya, khususnya buat para istri…….
“Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, tiada seorang suami yang ngajak istrinya tidur bersama di tempat tidur, tiba-tiba ditolak istrinya, maka malaikat yang di langit akan murka kepada sang istri itu, hingga dimaafkan oleh suaminya (H.R. Bukhari dan Muslim).”
“Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, kemudian dia (istri) menolaknya, lalu suami itu tidur dalam keadaan marah kepadanya, maka malaikat melaknat istri tersebut sampai pagi hari (H.R. Muslim dan Muslim).”