Robo-robo, merupakan tradisi umat Muslim, khususnya etnis Melayu yang ada di Kalimantan Barat. Tradisi tersebut dilaksanakan pada Rabu akhir di bulan Safar. Seperti halnya hari ini, Rabu 22 Safar 1435 Hijriah, bertempatan dengan 25 Desember 2013, pukul 08.00, lebih dari 200 orang warga Muslim Rantau Panjang dan desa sekitar, melaksanakan Robo-robok di pinggir Sungai Rantau Panjang – Kec. Simpang Hilir, tepatnya di bawah jembatan Rantau Panjang.
Berbeda dengan Mempawah Kabupaten Pontianak yang terkenal seantero negara/mancanegara, Robo-robo di Rantau Panjang KKU dilakukan dengan prosesi sederhana. Warga cukup membawa ketupat, lauk-pauk dan air mineral. Acara tersebut dipimpin oleh Ustadz/Imam. Setelah menyantap ketupat atau mandi di sungai bagi yang ingin mandi, maka acara dianggap selesai.
Robo-robo ini popular di Desa Rantau Panjang khusus sejak tahun 2000-an. Bahkan ini kali pertamanya di KKU. Ustadz H. Hasan Alhaddad, pencetus pertamanya. Hingga kini, tradisi tersebut bertahan. Sebelumnya, Robo-robok di Kayong Utara umumnya lebih dikenal dengan sebutan, “Mandi Safar.” Sebab pada setiap Rabu akhir di Bulan Safar, tradisi Muslim Kayong yaitu Mandi Safar.
Uniknya, Mandi Safar ini dilakukan dengan menggunkan daun Andung-andung sebagai medianya, tulis kalimah/doa berbahasa Arab yang direndam ke dalam air, baik dalam wadah di rumah, langsung ke parit atau sungai. Tujuannya tak lain, memohon keselamatan kepada Allah SWT.
Setelah acara Robo-robo selesai, warga melaksanakan tradisi Mandi Safar di rumah masing-masing, baik menggunakan media daun andung-andung, atau air doa selamat yang telah mendapat berkat dari Ustadz/Imam saat Robo-robo tersebut. Tradisi Mandi Safar pun hingga hari ini tetap dipertahankan, dan saban tahun tetap dilaksanakan warga setempat.
Robo-robo kali ini dilaksanakan lebih awal dari Rabu akhir sesungguhnya. Pasalanya Rabu akhir bulan Safar tahu ini jatuh pada tanggal 1 Januari 2014. Pertimbangan penyelenggara, hari tersebut dimungkinkan banyak warga yang libur atau berpergian keluar daerah.
Alasan lain, karena Rabu ke- 4 bulan Safar 1435 Hijriah tahun ini, bertempatan dengan (25/12/2013). Berdasarkan rembug kami dengan pemuka agama yang ada, saat ini merupakan hari yang ideal untuk dilaksanakan, sebab Rabu bulan Safar tahun ini terhitung 5 kali, jadi kita ambil Rabu keempatnya, papar Busri, selaku penyelenggara kegiatan.
Acara yang dipimpin Ustadz H. Sy. Hasan Alhaddad tersebut berlangsung hikmat. Warga kelitan khusu’ mengaminkan doa yang dipanjatkan ustadz. Keakraban dan kebersamaan itu terlihat. saat warga membuka ransum makanan masing-masing, untuk disantap bersama-sama di lapangan terbuka, di pinggir sungai Rantau Panjang. (Has)