Jembatan Maut, Perlu Perhatian Serius Pemerintah Provinsi
SIMPANG HILIR: Kondisi jembatan dibeberapa ruas jalan provinsi Teluk Batang – Sukadana perlu perhatian serius Pemerintah Provinsi dan Kabupaten. Pasalnya dari beberapa jembatan yang ada kondisinya ada rusak. Mulai dari rusak ringan hingga berat, sehingga menyebabkan kecelakaan lalu lintas dan menelan korban jiwa.
Menurut pantauan WK jembatan yang rusak tersebut yaitu jembatan di desa Pulau Kumbang, jembatan Sungai Jambu perbatasan antara desa Tl. Melano dan Nipah Kuning serta jembatan Demuni dusun Ampera desa Rantau Panjang. Ketiga jembatan tersebut berada di wilayah Kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara.
Dari ketiga jembatan tersebut yang tergolong rusak berat yaitu jembatan Sungai Jambu. Kondisi di tengah-tengah jembatan ini amblas/cekung dan semen betonnya telah hancur lebih dari dari separuh luas jembatan tersebut, sehingga saat kendaraan melintas seperti roda dua misalnya, terasa memantul dan begetar. Jika kecepatan rata-rata 80 KM/jam saja tentu ini sangat membahayakan pengendara, apa lagi kondisi jembatan tersebut persis berada ditikungan yang sepi dari pemukiman penduduk. Andai saja kita lupa atau tidak tahu bagi pengendara yang sesekali melintasi di jalur ini tentu sangat beresiko sekali.
Seperti kasus jembatan Pulau Kumbang. Menurut keterangan warga setempat yang ditemui WK bahwa jembatan tersebut sedikitnya telah menelan 2 orang korban jiwa, 1 orang meninggal di tempat dan 1 orang meninggal dalam perawatan di rumah sakit. Belum lagi belasan korban patah tulang dan luka-luka lainnya, akibat kondisi tiang-tiang di pangkal jembatan tersebut amblas yang menyebabkan permukaan jalan dan jembatan tidak rata dan membentuk berbendulan setinggi ± 50 cm.
Yang selalu menjadi korban jembatan Pulau Kumbang ialah pengendara dari arah Teluk Batang. Korban tersebut rata-rata penumpang feri dan klotok dari Pontianak yang naik melalui pelabuhan Teluk Batang. Dalam bulan ini saja, Jum’at, 07/12/2013 pukul 04.30 WIB, satu orang lagi menjadi korban meninggal di tempat kejadian. Korban tersebut berasal dari Kota Pontianak yang ingin pulang ke Sungai Awan Kab. Ketapang.
Menurut Yulisman, anggota Komisi II DPRD KKU, dia dan Ishak, S.T. telah beberapa kali turun meninjau jembatan Pulau Kumbang bersama konsultan, bahkan sampel tanahnya telah diambil konsultan untuk diteliti lebih lanjut, namun hingga detik ini belum ada tanda-tanda bahwa jembatan tersebut akan segera diperbaiki.
Setelah menelan korban jiwa, kondisi jembatan Pulau Kumbang saat ini sudah diperbaiki warga secara swadaya/gotong-royong. Inisiatif ini digagas pak Firdaus bersama warga Pulau Kumbang lainnya. Alhasil, untuk sementara waktu jembatan tersebut sudah nyaman dilalui kendaraan.
Pak Firdaus dan warga lainnya berharap agar pemerintah lebih tanggap dengan kondisi yang ada. Kasus ini jangan sampai terulang sekian kalinya kepada pengguna jalan, “Ungkap pak Daus,” sapaan akrab pak Firdaus. Lebih lanjut pak Daus mengemukakan, kerusakan jalan dan jembatan yang ada ini akibat akutan truk ekspedisi Pontianak – Ketapang yang melebihi kapasitas kendaraan dan jalan yang ada. Selain itu kesadaran masyarakat kita minim juga. Kerusakan jembatan dan jalan pun kadang disebabkan olah tangan warga kita juga.
Tidak dengan jembatan Sungai Jambu dan Rantau Panjang. Hingga hari ini belum ada tanda-tanda untuk perbaikan, baik dari pemerintah maupun upaya dari swadaya warga. Pada hal bukan tidak mungkin 2 jembatan tersebut akan membahayakan pengendara. Seperti jembatan di Rantau Panjang. Telah tercatat dalam ingatan warga sekitar bahwa telah terjadi 4 kasus kecelakaan tunggal di jembatan tersebut sepanjang tahun 2013. Peringatan yang dipasang warga di pinggir jalan pun raib dirusak orang yang tak bertanggung jawab.
Yulisman berharap, beberapa jembatan yang rusak di ruas jalan Provinsi harus segera ditindaklanjuti Pemerintah Provinsi/Kabupaten, terutama Dinas PU, sebab ini sangat membahayakan pengguna jalan, pungkas Yulisman saat meninjau kondisi jembatan Sungai Jambu bersama WK (11/12) kemaren.
Lebih lanjut Legislator asal Dapil 1 (Sukadana – Simpang Hilir) 2009 yang lalu ini menuturkan, syukur-syukur ada inisiatif warga untuk memperbaikinya, seperti jembatan Pulau Kumbang misalnya, jika tidak akan lebih banyak lagi menelan korban jiwa. Sebeb pembangunan jembatan tersebut butuh biaya besar juga, jadi sangat sulit diselesaikan secara swadaya, mengingat kondisi ekonomi masyarakat kita saat ini sedang tidak baik. Kita pun mengimbau kepada pengguna jalan agar lebih hati-hati dan waspada sehingga bisa selamat dalam perjalanan, pinta Yulisman.
Minimnya rambu-rambu lalu lintas di sepajang jalan Provinsi dari Teluk Batang – Siduk bisa menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas (Laka Lantas). Misalnya rambu-rambu yang menandakan adanya jembatan sempit. Menurut pantauan WK di sepanjang jalan tersebut sangat minim bahkan tidak ada. Jika adapun kondisinya telah rusak. Ini tentu perlu perhatian dari dinas/instansi terkait.
Hal ini tentu perlu perhatian serius kita semua, terutama dari Pemerintah Proivinsi dan Kabupaten, agar 3 jembatan tersebut masuk dalam daftar anggaran prioritas Tahun 2014 mendatang. Sehingga dapat mengurangi dampak laka lantas di jalan raya, apa lagi jalan tersebut merupakan akses jalan provinsi, jalan utama penghubung antar kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat● Iwan/Has