Tinggal menghitung hari. Sebentar lagi, hiruk-pikuk Masehi akan terdengar memantak telinga. Orang-orang menyebutnya dengan sebutan, “Tahun Baru.” Yah. Tahun Baru Masehi 2014. Tradisi baru bangsa ini, yang saban tahun dirayakan dengan berbagai bentuk, mulai dari hal-hal yang bermanfaat hingga pada hal-hal yang terkesan mubazir atau sebangsanya.
Tidak dipungkiri, setiap orang selalu berharap bahwa momen tahun baru dengan bejuta harapan baru, walaupun harapan itu harus pupus. Sebab tidak ada perbaikan demi perbaikan diri yang ia lakukan untuk mengisi tahun tersebut, kerana ia masih mengunakan cara-cara lama yang tidak relevan untuk mengisi harapan barunya.
Tidak masalah sih sob. Sah-sah saja kita memperingati tahun baru. Namun jangan jadikan bahwa ini sebagai ritual penting yang wajib kita laksanakan, sehingga harus menguras energi besar yang semestinya tidak penting kita lakukan. Apa lagi harus menjadikan ini sebagai momen untuk berpesta-pora dengan sesuatu yang dapat menjerat kita pada lembah kehinaan.
Nah sob, agar kita terhindar dari hal-hal di atas, saya ingin berbagi sedikit tips dalam menyikapi Tahun Baru Masehi agar lebih bermakna. Semoga bermanfaat ya sob, utamanya buat penulis sendiri.
1) MENDESAIN ULANG HIDUP
Jika sobat ingin memaknai tahun baru sebagai momen terpenting dalam hidup sob, akan lebih bijak jika sob membuat rencana/agenda positif dan bermanfaat buat orang-orang disekeliling sob. Misalnya dengan kegiatan bakti sosial, menyantuni anak yatim, fakir miskin dan/atau melaksanakan kegiatan positif lainnya.
Jika hal tersebut mampu kita lakukan, maka sungguh kita telah mengukir sejarah emas dalam hidup kita, sejarah yang pantas dikenang oleh siapapun. Tak perlu gaung besar, mulailah dari hal-hal kecil.
Benar, melakukan hal-hal tersebut tidak mesti menunggu saat tahun baru saja. Tapi akan kelihatan menarik saat orang lain larut dalam hura-hura tahun baru, kita malah melakukan tindakan mulia/positif. Hehe. . . .
Andai saja uang untuk beli kembang api sob sumbangkan ke masjid, anak yatim, fakir miskin atau lembaga-lembaga sosial lainnya, waw!! Tentu akan lebih besar manfaatnya tu sob. Bernilai pahala lagi, kan sob? Atau kita kasikan saja ke ortu kita untuk beli beras misalnya, wah, dapat di makan sekeluarga tu sob.
Jadilah orang pertama yang mampu merubah paradigma berpikir positif bagi anak muda, bahwa tahun baru bukanlah momen untuk hura-hura. Namun itu merupakan isyarat bahwa kita perlu merenung, mengevaluasi, mendesain ulang hidup kita agar menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya., oke!
2) BERSIKAP WAJAR
So guys. Jika kita tak mampu merencanakan dan melakanakan kegiatan positif di atas, mendoakan mereka pun alternatif juga tu sob. Dengan doa yang ikhlas, inssya Allah, Allah akan mengijabah niat baik kita untuk kemudahan saudara-saudara kita yang sedang kesulitan dalam ekonominya.
Andai kata kita tetap nekat untuk ikut memeriahkan tahun baru sebagaimana yang dilakukan orang-orang di luar sana, jangan memaksakan diri jika tidak mampu. Misalnya ni sob, ada diantara teman kita yang berncana tahun baru kali ini ingin dirayakan di Pontianak, sementara kita tak punya uang. Namun kerena bujukan teman atau pacar, akhirnya kita harus pinjam sana pinjam sini, atau memaksa ortu agar mau memberi uang saku, bahkan harus nekat menipu atau mencuri karena tak dapat pinjaman atau jatah dari ortu. Na’uzubillah, sob.
Tips untuk mengatasi bujukan teman yang tidak mendidik tersebut, misalnya, katakan bahwa kita acara keluarga, ada kegiatan bakti/amal atau buat alasan logis lainnya agar teman yakin. Jika perlu kasi masukan/pandangan positif pada teman kita, agar dia tidak terjebak jauh dengan hiruk-pikuk tahun baru yang kebanyakan kita salah dalam memaknainya.
Yang terpenting bukanlah tempatnya, tapi bagaimana cara menyikapi dan memaknainya, momen apapun itu. Sebab, “Kita tidak akan bisa merubah prilaku kita menjadi baru (positif) jika kita bersikeras mempertahankan cara-cara lama.” Tahun baru seharusnya semangat baru. Tak hanya semangat, tapi harus menemukan cara-cara baru dalam memperbaiki diri.
3) BERGAUL DILINGKUNGAN POSITIF
Nah ini yang paling penting sob. Jangan sampai kita terjebak dalam pergaulan bebas. Boleh saja merayakan tahun baru, tapi bukan berarti itu akan seru jika ditemani narkoba, miras dan seks bebas. Kemudian kebut-kebutan di jalan raya, joget (maaf) telanjang atau melakukan kegiatan yang menganggu kenyamanan, keamanan dan kepentingan umum.
Tahun baru, semangat baru. Seharusnya ada sikap baru yang merubah pola pikir/cara pandang kita. Semangat baru pun tidak cukup tanpa niat dan tindakan nyata untuk mewujudkan harapan baru tersebut. Yang terpenting itu tindakannya. Tanpa tindakan nyata, harapan baru hanyalah mimpi.
Jika niat sudah tertanam di hati, tidak ada yang sulit untuk merubahnya, walaupun tantangan yang kita hadapi itu berat. Namun dengan niat yang kuat serta ihklas, insya Allah, kita akan mampu melawannya.
Banyak cara untuk menghindari pergaulan bebas, misalnya: 1) Ikrarkan dalam hati bahwa kita tidak mau melakukan kesalahan yang sama seperti tahun lalu, yang membuat hidup kita terpuruk; 2) Katakan dalam hati kita bahwa narkoba, miras, ngelem, seks bebas dan sebangsanya adalah sampah masyarakat, sedangkan aku manusia sempurna yang memiliki martabat; 3) Memilih lingkungan pergaulan yang baik dan sehat; 4) Jiga sob tidak mampu melawan godaan, hidari kencan berduaan dengan pasangan yang bukan mahram, kecuali ada teman lain sisi kita; dan lain-lain.
4) MENEBAR MANFAAT BUAT SAHABAT
Apabila kita mendengar, melihat dan mengetahui ada teman yang sedang dan akan melakukan tindakan yang membahayakan dirinya dan orang lain, baik secara fisik maupun mental/psikis, maka jadilah orang pertama yang mengingatkannya.
Namun perlu diingat, dalam memberi nasehat harus melihat sikon pula. Jangan sampai niat baik sob berbuah murka, sebab saat sob memberi nasehat kondisi teman sedang tidak stabil. Bisa di tonjok teman juga sob.
Nah perlu diingat juga sob, “Sahabat yang baik itu laksana sebuah cermin, tempat diri melihat dari perbuatan (baik/buruk), tempat mencurahkan segala rasa (pahit/manis).” Sob tahu kan apa itu kaca/cermin? Jika sob ingin melihat apakah wajah sob tetap cantik/ganteng, tentu sob perlu cermin bukan?
Lalu bagaimana jika kita ingin melihat perbuatan kita itu baik/buruk? Tentu perlu teman. Temanlah cermin hidup kita, tempat kita melihat kebaikan dan keburukan yang ada pada diri kita. Kerena teman yang baik/sejati ialah mereka yang mampu menunjukan kesalahan kita, dengan maksud untuk mengingatkan/memperbaikinya.
5) BERSYUKUR
Bersyukulah bahwa Tuhan masih mengasihi kita, menambah usia kita hingga dapat berjumpa dengan tahun baru. Nikmat panjang umur, nikmat yang perlu disyukuri. Apakah sisa umur kita digunkan buat kebajikan atau kemaksiatan, tentu terserah kita saja. Namun kelak semua itu harus pertanggungjawabkan dihadapan Tuhan.
Bertemu tahun baru adalah garansi umur yang diberikan Tuhan buat hambaNya. Banyak diantara teman, keluarga, sahabat, tetangga dan sanak-famili kita yang tak sempat bertemu tahun baru. Bahkan ada diantara mereka harus meregang nyawa akibat kebut-kebutan, mabuk-mabukan di tahun sebelumnya.
Berpesta-pora dengan sesuatu yang berlebihan itu bukanlah bentuk syukur, bisa saja itu simbol keangkuhan dan kemubaziran. Namun jika kita bersedekah, berinfaq, berzakat, beramal, berdoa dan peduli terhadap penderitaan sesama, inilah bentuk syukur yang sesungguhnya.
Bersyukur pun merupakan terapi untuk hidup sehat, obat hati. Selain ditambah nikmatnya dan bernilai ibadah, juga membuat hidup menjadi lebih tentram. Kerena hati dan pikiran dapat menjadi sumber penyakit manusia. Dengan hati yang tentram pikiran pun jadi tenang. Dengan pikiran tenang orang akan enjoy menjalani hidupnya. Sehingga ia merasa bahwa beban seberat apapun yang ia hadapi adalah masalah yang harus ia tuntaskan. Inlah wujud dari syukur nimat.
“Kita tak pernah tahu kapan ajal akan menjemput? Yang kita tahu kita masih setia ditemani usia. Kita tak perlu bertanya berarapa lama kita hidup? Yang perlu kita jawab ialah bagaimana kita hidup. Apakah untuk hari ini, hari esok atau untuk hari yang akan datang?”