SERIBU PULAU BERJUTA HARAPAN

 

Seribu Pulau Berjuta Harapan

( Dalam Kacamata Sang Film Maker)

Oleh : Miftahul Huda & Hasanan

A. Latar Belakang

Sebuah perjalanan panjang yang berujung pada realitas yang begitu menyedihkan, yaitu mengenai suatu kehidupan masyarakat kepulauan yang tertinggal dari berbagai sektor, di tambah lagi dengan berbagai  permasalahan yang terjadi dimasyarakat sudah sedemikian parah, bagaikan benang yang  kusut  begitu sulit dan payah nya untuk terurai, sehingga hampir di setiap sisi tidak ada celah penyelesaian yang tepat.

Salah satu Misi perjalanan kami adalah dalam rangka pembuatan film Dokumenter mengenai kehidupan masyarakat kepulauan. Film ini akan kami kemas secara faktual dengan mengangka realita yang dalam kehidupan masyarakat kepulauan. Namun demikian kami juga membuat perimbangan berita dalam memaparkan suatu masalah sehingga film yang kami suguhkan tidak terkesan berat sebelah atau terkesan berfihak kepada golongan tertentu, karena pada dasarnya pembuatan film pada kali ini kami lakukan secara independent tanpa ada campur tangan dari pihak manapun, dan dengan tegas kami katakan tidak ada yang bisa mengintervensi kami . Film ini kami buat semata mata  sebagai kontrol bagi masyarakat dan juga Pemerintah.

Perjalanan kami ke pulau pelapis di mulai dari tanggal 3 Desember 2011, dengan menyusuri sungai Rantau Panjang, kemudian melintasi beberapa desa pesisir hingga sampailah kami di pulau pelapis pada tanggal 4 Desember 2011. di tengah tengah perjalanan, kami begitu terkesan dengan potensi sumber daya alam dari kepulauan pelapis yang sudah tidak di ragukan lagi, namun sungguh di sayangkan sumber daya alam tersebut belum di kelola secara maksimal oleh pemerintah daerah. Terumbu karang, Pantai, hutan yang masih perawan hendaknya meski di manfaakan sebagai salah satu objek pariwisata, hal ini  di maksudkan agar menjadi aset bagi pemerintah daerah dan masyarakat, juga yang tidak kalah penting nya untuk menjaga kelestarian sumber potensi alam yang ada.

Rasa rasa nya memang begitu sulit berada di daerah kepulauan yang begitu jauh dari jangkauan informasi, di tambah lagi jalur transportasi hanya bisa di lakukan dengan menyeberangi laut, itupun tidak ada transportasi khusus yang melakukan rute dari daerah pesisir ke pulau pelapis. Benar adanya apabila di pulau pelapis pada saat ini memang masih terisolasi, Jalur Komunikasi telpon seluler juga sama sekali belum masuk, sehingga informasi terupdate begitu lamban sampai di daerah ini.

Ketika pertama kali kami menginjakkan kaki disana, kami juga sangat berkesan terhadap masyarakat kepulauan yang begitu ramah. Secara Ekonomi masyarakat kepulauan bisa di katakan rata rata mememiliki penghasilan lebih di bandingkan masyarakat pesisir pada umum nya. Bahkan jika di hitung  berdasarkan angka penghasilan, masyarakat yang rata rata berasal dari nelayan bisa mencapai Ratusan ribu bahkan jutaan rupiah per hari. Namun jika di hitung secara cermat penghasilan mereka yang besar tidak sesuai dengan minimnya fasilitas serta tingginya kebutuhan hidup yang harus mereka impor dari luar.

B. Tujuan

Tujuan Pembuatan Film ini kami maksudkan Sebagai berikut :

  1. Sebagai media netral bagai masyarakat dan pemerintah, juga kepada berbagai pihak terkait yang berkepentingan
  2. Menyajikan informasi yang akurat dan berimbang
  3. Mengungkap fakta yang sesungguhnya di sertainarasumber yang berimbang

C. Metode Pembuatan Film

Kami memiliki beberapa tahapan dalam proses pembuatan Film dokumenter ini, adapun tahapan tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Proses Pengumpulan Materi meliputi
  1. Pengambilan gambar ke lokasi secara langsung
  2. Pengumpulan data seperti : berkas data audio &Visual baik berupa Data Digital mapun data mentah.
  3. Interview dengan objek yang berkaitan dalam tema film
  4. Pengmpulan bukti otentik berupa apa saja yang berkaitan dengan konsep film
  5. Perbandingan antara semua materi yang telah di kumpulkan
  6. Materi yang berkaitan dengan Unsur; Syara, pornografi, Individualitas golongan, kepentingan pribadi/ golongan, fitnah, bertentangan dengan norma agama, adat istiadat, dan bertentangan dengan hukum tidak akan kami masukkan dalam materi film yang sesungguhnya.
  1. Proses Pengolahan data meliputi
  1. Setelah semua materi kami nyatakan valid, maka kami baru melakukan proses Editing untuk mengkomparasi semua materi sesuai dengan konsep film yang telah kami susun .
  2. Peninjauan kembali.

Setelah editing di nyatakan selesai, maka kami akan melakukan peninjauan kembali terhadap isi keseluruhan film, terutama dari konten film yang mengandung unsur unsur pada point ( 2 b ) di atas, akan kami cut. Hal ini kami lakukan agar kelak tidak akan terjadi masalah ketika film sudah terpublish.

D. Fokus Permasalahan & Pengembangan

Untuk lebih fokus pada pembahasan kami akan menguraikan beberapa pokok permasalahan yang akan di angkat dalam pembuatan film yang saat ini sedang dalam tahap proses pengumpulan serta pengolahan data.

Adapun Fokus permasalahan kami adalah sebagai berikut :

  1. 1.      Program Pemerintah Mengenai pemberdayaan Rumput Laut

Niat baik pemerintah kayong utara dalam memberikan kesejahteraan masyarakat nya memang patut di hargai dan pantas di acungi jempol, dari mulai memberikan pendidikan gratis dan kesehatan gratis bagi masyarakatnya, belum lagi program program pemberdayaan masyarakat yang sudah tidak terhitung jumlah nya. Dan perlu di maklumi dari sekian banyak program yang di jalankan tersebut ada sebagaian program yang berjalan dengan tertatih tatih bahkan ada yang sama sekali mogok ataupun gagal total. Demikianlah program Pemberdayaan Rumput laut yang telah di hembuskan Dinas Kelautan Dan perikanana KKU di nilai gagal Oleh masyarakat, khususnya para pengelola budidaya Rumput Laut Yang berada di Pulau Pelapis.

Dari sekian banyakNarasumber yang kami wawancarai tidak satupun yang berhasil menjalankan usaha budi daya rumput laut, bahkan mereka kecewa terhadap pihak DKP KKU yang terkesan cuci tangan dengan konflik yang mereka hadapi mengenai budidaya rumput laut yang sudah mereka jalankan. Permasalahan masyarkat pelapis pelaku budi daya rumput laut adalah sebagai berikut :

  1. Mereka telah mengalami banyak kerugian baik waktu maupun financial, Hal ini di akibatkan karena mereka mengeluarkan modal pribadi dalam menjalankan usaha rumput laut.
  2. Usaha pokok mereka sebagai penangkap ikan yang awalnya sebagai sumber mata pencaharian mereka menjadi terbengkalai karena mengurusi rumput laut yang pada akhirnya juga tidak mendatangkan hasil.
  3. Faslitas penunjang budidaya rumput laut tidak di sediakan oleh pemerintah, yang ada hanya hanya asrama, itupun pada saat ini sedang dalam proses pembangunan.
  4. Titik final nya ketika usaha rumput laut terbengkalai akibat fasilitas penunjang dan skil yang tidak di bekali pemerintah, saat ini sebagian masyarakat pelapis memiliki masalah baru di antara nya adalah ; mereka kehabisan modal karena sudah habis habisan membudidayakan rumput laut, bahkan ada sebagian masyarakat yang tidak lagi percaya kepada program pemerintah kecuali dengan persyaratan tertentu.
  1. 2.      Kondisi Pendidikan Yang Memprihatinkan

Maju mundurnya suatu bangsa/daerah sangat di tentukan oleh Pendidikan, dan sasaran Pendidikan pada saat ini terfokus pada generasi muda yang nanti nya akan membangun bangs ini menjadi lebih maju. Sungguh ironis, ketika pertama kali kami menijakkan kaki di kompleks sekolah terpadu Kepulauan pelapis kami hanya berjumpa dengan dua orang guru, itupun ia harus mengajar semua anak didik nya yang berada di SD Dan SMP. Pertanyaan yang muncul, Kemanakah para guru yang lain ?,

Menurut hasil penelusuran yang kami lakukan para dewan guru memang sedang banyak tidak di tempat, mereka  sedang melakukan Ujian Universitas Terbuka yang biasa di laksanakan dua hari saja, Namun menurut keterangan para siswa, para Dewan guru telah lebih dari dua hari bahkan telah lebih dari satu minggu tidak di tempat.

Apapun alasan sang dewan guru yang meninggalkan kewajiban tentu membuat para siswa kecewa, terutama mereka yang sudah menduduki bangku akhir sekolah, tentu nya Ujian Nasional tidak lama lagi akan mereka laksanakan. Tidak berlebihan apabila para siswa menuntut haknya untuk di bina, di didik serta di beri materi pelajaran, karena walau bagaimanapun hal tersebut merupakan suatu kewajiban bagi sang dewan guru yang telah mengucapkan sumpah dan janji menjadi seorang Pendidik. Dan hendak nya usaha jerih payah para siswa untuk pergi kesekolah harus di hargai, karena sebagaian dari mereka harus melewatimedanyang sulit untuk di lalui.

  1. 3.      Konidisi Fasilitas Sarana Dan Prasarana Yang Tidak Mencukupi

Sebagai daerah yang baru terlahir bisa di katakan wajar apabila semua fasilitas bisa di katakan sangat minim. sarana vital yang tidak terdapat di pulau pelapis saat ini adalah; tidak ada nya sarana Komunikasi dan informasi, kurang nya sarana transportasi antar pulau, kurang nya sarana Pendidikan Dan kesehatan, kurang nya bangunan aparatur pemerintah dan keamanan.

  1. 4.      Sumber Daya Alam Yang Belum Terkelola Dengan Baik

Siapa yang tidak tahu jika di daerah kepulauan khususnya pulau pelapis hasil alam nya begitu melimpah. Hasil alam yang tekenal dari pulau ini adalah laut nya yang menghasilkan Ikan melimpah. Namun sayang pengelolaan yang di lakukan masih belum maksimal, hal ini terbukti karena sebagain masyarakat masih melakukan metode menangkap ikan secara tradisional, di tambah lagi kurang nya sosialisasi dari pemerintah.

  1. 5.      Arus Modernisasi Yang Berdampak Buruk

Sesuatu yang membuat kami cukup heran di daerah kepulauan yang jauh dari hingar bingar nya dunia luar, adalah berita mengenai pemakaian Obat obatan terlarang serta beberapa pelanggaran Norma agama. Walaupun aktivitas tersebut hanya di lakukan oleh segelintir orang dengan cara sembunyi sembunyi namun cukup membuat kami terpenrangah, betapa tidak. Bagaiamana mungkin pulau yang seharusnya tidak mengenal dan jauh dari virus perusak semacam itu mulai terjangkit hingga telah merenggut korban nyawa. Begitu juga pergaulan para muda mudi juga mulai mengkhawatirkan, mereka bisa saja terjerumus pada tebing kehidupan yang curam jika mereka tidak mampu mengendalikan diri.

Hal ini merupakan dampak dari arus Moderen yang di salah artikan. Sejujurnya mereka juga tidak ingin mengendaki hal tersebut, namun apa daya walaupun mereka ada pada Area perawan, namun sayang areal tersebut tidak memiliki cukup keamanan dan pengawasan serta kurang nya pembinaan pembinaan untuk memperhatikan mereka yang memenag perlu di perhatikan. Dalam hal ini semua Elemen masyarakat dan pemerintah mesti bertanggung jawab untuk melakukan semua fungsi fungsi tersebut, karena walau bagaimana pun nasib negara ini ada di tangan mereka.

  1. 6.      Carut Marut Nya Kepemerintahan Desa Saat Ini

Seperti yang kami tuliskan pada halaman depan, masalah Kepemerintahan Desa Di pulau pelapis pada saat ini sedemikian rumit, ibarat seutas benang yang telah kusut dan sulit untuk terurai, begitulah gambaran yang terjadi pada saat ini di Desa Pelapis.

Dalam hal ini banyak komponen pemerintah dari mulai tingkat desa hingga tingkat Kabupaten yang harus ikut menyelesaikan permasalahan agar tidak terus berlarut larut, karena walau bagaimanapun masyarakat Desa pelapis sangat memerlukan pemimpin untuk membangun daerahnya, bagaimana mungkin suatu Kecamatan tidak memiliki pemimpin dalam satu desa, karena memang kebetulan Kecamatan Kepulauan terletak Di Desa Pelapis. Pertanyaan nya sampai kapan Hal ini akan terus bertahan ?.

E. Penutup

Demikianlah kira nya konsep dasar pembuatan Film “Seribu Pulau Berjuta Harapan “. Kira nya film ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya bagi masyarakat Pulau Pelapis dan sekitar nya.

Kayong utara 9 Desember 2011

Tim Film Maker

NO

Nama

Jabatan

Tanda Tangan

1.HasananPemimpin Redaksi 
2.Miftahul HudaPenulis Naskah/kameramen 
3.Leo WaldyEditor 
4Rd. Jamruddin SyNarator

Sumber : http://klinikstudio.wordpress.com/2011/12/11/seribu-pulau-berjuta-harapan/

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama