Krisis Air Bersih Membuat Masyarakat KKU Menjerit

Di saat musim kemarau, sebagian besar warga di Kabupaten Kayong Utara terpaksa merogoh kocek lebih dalam demi mendapatkan air bersih. Sebab dalam hampir dua bulan terakhir musim kemarau sudah melanda, akibatnya beberapa daerah yang jauh dari sumber air bersih merasakan dampaknya.

Untuk wilayah yang dekat dengan pegunungan atau sumber air bersih seperti beberapa desa di Kecamatan Sukadana tergolong aman, akan tetapi beberapa tempat di wilayah sukadana juga sulit air bersih sehingga harus membeli air bersih atau mengangkutnya. Di tambah lagi ledeng saat musim kemarau kerap kali macet sehingga menambah parah permasalahan.

sumur yang mengering di kaytong utara

Bagi yang punya uang mereka bisa mmebeli, namun bagi yang pas pasan akan pergi sendiri ke sumber air bersih yang ada di pegunungan sukadana dengan membawa jurigen ataupun tong air.

Untuk wilayah Sukadana harga air satu pekap di bandroll antara 60 sampai 120 ribu dengan kapasitas 2000 liter.

Namun kondisi yang sangat parah mengenai krisis air bersih ada di beberapa wilayah kecamatan yang langka atau jauh dari sumber air bersih. Seperti kecamatan Simpang Hilir, Pulau Maya, Teluk Batang dan seponti.

Di tiga kecamatan tersebut sebagian besar masyarakat mengandalkan air hujan sebagai sumber baku air bersih untuk layak konsumsi. Maka wajar bila musim kemarau mereka kesulitan. Bila daerah dekat pesisir maka yang di pakai untuk mandi adalah air asin, sekalipun di gali air sumur tersebut tetap saja berasa asin atau payau.

Untuk wilayah kecamatan simpang hilir harga air bersih di bandrol dari mulai 120 ribu hingga 350 ribu, wilayah Teluk Batang harga air di mulai dari 350 ribu hingga 400 ribu, per pekap yaitu sebanyak 2000 liter, dengan sumber air bersih berasal dari Sukadana.

Sedangkan untuk wilayah kecamatan seponti harga air berkisar antara 100 hingga 120 ribu dengan sumber air di sungai belahan yang berasal dari akar kayu dan hutan.

Jika di kalkulasi dalam satu bulan terakhir sejumlah warga mengeluarkan uang dari 200 ribu hingga Rp 700 ribu per bulan untuk membeli air bersih. Misalnya saja Amat salah seorang warga Rantau panjang kecamatan simpang hilir mengaku jika dalam satu pekap dengan harga 120 ribu hanya bertahan lima hari. “ kalikan saja dalam satu bulan berati 120 rb x 6 = 720 ribu, luar biasa kan harga untuk air bersih “. Ungkap amat.

air yang sudah berwarna coklat dari sumur di desa penjalaan simpang hilir kayong utara

M Romli, salah seorang penjual air bersih yang memakai jurigen di teluk batang mengungkapkan bahwa sumber air bersih di teluk batang saat ini sudah mulai sulit, sehingga yang mengambil air dengan skala yang besar saat ini memilih ke Sukadana.

Romli sendiri menjual air perjurigen yakni seharga 3000 hingga 5000 rupiah yang berisi 20 liter. Harga tersebut sudah langsung antar di tempat seputar area teluk batang yang bisa ia jangkau memakai sepeda.

Untuk wilayah pulau maya sendiri air bersih di mmenunggu musim kemarau sangat sulit di dapatkan, khusus di Desa tanjung satai sumber air bersih satu satunya adalah bukit Tanjung satai dengan sumber yang sata terbatas.

Tiap tetes demi tetes tak jarang masyarakat antri menunggu air masuk ke jurigen mereka, terkadang dari panggi hingga petang bahkan malam hari, dan tak jarang pula masyarakat yang punya kapal motor harus menyebarang menuju sukadana untuk mencari sumber air bersih.  ( MH/11/08/2019.

Komentar