Meriam di Pulau Karimata - Warta Kayong

Breaking

Rabu, 15 Januari 2025

Meriam di Pulau Karimata

  


Meriam merupakan salah satu peralatan perang yang umum digunakan pada sekitar abad 14 -18 Masehi. Bangsa Eropa merupakan yang pertama kali menggunakan meriam untuk persenjataan baik digunakan untuk pertahanan atau digunakan ketika melakukan ekspansi wilayah tertentu. Secara umum meriam terdiri dari tiga bagian terpisah yaitu laras (meriam/canon), roda, dan tameng, sedangkan meriamnya sendiri memiliki bagian-bagian yakni tangkai dudukan, lubang laras, dan lubang sumbu.

Tangkai dudukan difungsikan sebagai penahan agar tidak bergeser ketika dipasang pada kereta pengangkutnya. Lubang laras merupakan tempat untuk megisi mesiu (bahan peledak) serta tempat peluru berupa bulatan besi. Lubang sumbu merupakan lubang yang terletak di bagian pangkal sisi atas meriam untuk menyulut/menyalakan bubuk mesiu agar meledak sehingga dapat melontarkan peluru berupa buatan besi yang dipasang dibagian lubang ujung laras (kaliber). Bahan baku meriam sebagian besar dibuat dari besi-baja tetapi ada juga meriam yang dibuat dari perunggu. Teknik pembuatan yang digunakan biasanya menggunakan teknik lilin hilang (loss wax/a cireperdue) sehingga tidak perlu adanya penyambungan dan secara teknis diperoleh kekukatan yang baik. Ketebalan dinding meriam umumnya tidak sama antara bagian pangkal dan mulutnya(caliber), sehingga bagian pangkal diameternya lebih besar dibandingan mulut/ujung laras tetapi lubang caliber tetap memiliki ukuran yang sama mulai dari pangkal hingga ujung laras meriam (Danang Wahyu Utomo 2010; 81-82).

 

Kondisi Lingkungan Meriam Belanda berada di depan rumah kuno Tengku Abdul Jalil dan berbatasan langsung dengan jalan utama Desa Padang, disekitar meriam ditumbuhi oleu rumput teki (cyoerus rotundus), dan rumput gajah (pennisetum purpureun). Potensi acaman kerusakan pada meriam belanda di Desa Padang yaitu, dapat mengalami korosi yang menyebabkan kerusakan pada meriam, apa bila tidak diberi cungkup atau penutup sebagai pelindung untuk meriam.

 

Meriam Belanda juga ditemukan di Dusun Padang Lestari, Desa Padang atau tepatnya berada di halaman Rumah Tengku Abdul Jalil (salah satu tokoh masyarakat Desa Padang) berjarak ±200 m dari temuan fragmen keramik Secara Astronomis terletak 49 UTM 9818766 E 272255 N dan berada pada ketinggian 9 m dpl. Meriam Belanda berjumlah 4 (empat) buah dan terdapat lambang VOC pada bagian atas meriam, berikut penjabaran:

 

Meriam 1 mempunyai ukuran panjang laras 139 cm,diameter pangkal 20 cm, dan diameter laras
14 cm. diameter lubang penyulut 1 cm. pada bagian pangkal atas (dekat lubang penyulut terdapat
lambang VOC dengan huruf A dan pada bagian diameter pangkal terdapat angka 440 S.

 

Meriam 2 mempunyai ukuran panjang laras 214 cm, diameter pangkal 31 cm, diameter laras 20 cm, diameter lubang penyulut 1 cm. tidak terdapat lambang VOC.

 

Meriam 3 mempunyai ukuran panjang laras 143 cm, diameter pangkal 20 cm, diameter laras 19 cm, dan diameter lubang penyulut 1 cm, tidak terdapat lambang VOC.

 

Meriam 4 mempunyai ukuran panjang laras 139 cm, diameter pangkal 20 cm, dan diameter laras 14 cm. diameter lubang penyulut 1 cm. pada bagian pangkal atas dekat lubang penyulut terdapat lambang VOC dengan huruf E pada bagian atasnya.

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar