Wartakayong.com Ketapang – Nganjan merupakan acara adat Dayak yang dilestarikan turun temurun sejak nenek moyang dahulu, hingga kini terus dilestarikan oleh Suku Dayak Kabupaten Ketapang.
Nganjan atau menyandung biasanya dilakukan pada saat memugar( memperbaharui) kuburan orang yang telah lama meninggal.
Pada Minggu(10/11/2019) acara adat tersebut dilaksanakan di Dusun Batu Berani, Desa Batu Mas, Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang.
Tampak hadir Drs. Mondri Camat Nanga Tayap. Kehadiran Drs. Mondri juga bukan hanya sekedar menghadiri undangan tetapi dengan secara keluargaan membawa sebatang Jarau salah satu simbol adat yang oleh warga setempat disebut “Domong merintah ulon nyioh tanah mule ade, kerosik mule tumbuh idup nyabang mati, nemburau betinjak di adat betiti di jalan”.
Drs. Mondri(baju merah) Camat Nanga Tayap bersama M.Efendi
Kehadiran Camat Mondri didampingi oleh Muhammad Efendi anggota team INSVISTIGASI FRONT BORNEO INDONESIA (FBI).
Kepada Wartakayong Muhammad Efendi menyampaikan bahwa Keikut sertaannya dalam acara Nganjan tersebut karena masih ada hubungan kerabat dari mendiang yang di kanjankan.
” Saya ikut mengawal selama acara mengajan atau menjandung karena yang di kanjankan adalah masih sepupu,” kata M.Efendi.
Lebih lanjut M.Efendi menerangkan “Menganjan atau menyandung orang meninggal yang sudah lama atau bisa di sebut dengan memperbarui perkuburan,”lanjut M. Efendi.
Acara Nganjan berlangsung hingga 2(dua) hari.
Selama acara menganjan dan sampai acara penutupan hari senin malam(11/11/2019) berjalan lancar aman dan penuh kekeluargaan.
M. Efendi berharap acara adat merupakan budaya Bangsa agar bisa terus dilestarikan sebagai bentuk keanekaragaman budaya yang merupakan kekayaan Anak Bangsa.
A.M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar