Mesin Listrik Desa Betok Jaya sudah beberapa bulan tidak hidup karena terdapat kerusakan mesin dan hal ini menuai tanggapan serta beberapa sepekulasi dari beberapa pihak, bahkan beberapa stigma negatif tertuju pada oknum Desa.
Pengadaan ini menggunakan dana desa betok jaya dan kerja sama dengan PT Raja Intan Electrical pada tahun anggaran 2019 . Setelah di resmikan bupati pada 6 april 2019, kurang lebih dua bulan kemudian mesin listrik mati karena kerusakan, yang hingga berita ini di turunkan belum kunjung di perbaiki.
Menanggapi permsalahan ini PJ Kepala Desa Betok Jaya, Bustmai memberikan keterangan kepada Warta Kayong melalui via telpon. Dalam kesempatan tersebut Bustami memberikan kronologi yang sebatas ia tau, sebab menurutnya ia adalah penjabat sementara kepala desa betok jaya saat ini, sedangkan pengadaan gengset tersebut adalah di masa Kepala Desa sebelumnya.
Namun meskipun begitu Bustami menyatakan bahwa permasalahan sesungguhnya adalah sepele, tinggal bagaimana menyikapi dengan bijaksana dan mencari solusi yang baik. “ yang di inginkan oleh pihak desa sangatlah sederhana yakni mesin di betulkan dan dapat hidup kembali sudah beres”. Ungkap Bustami.
Terkait kekurangan pembayaran Bustami juga menjelaskan bahwa hal tersebut sesuai dengan kesepakatan bahwa pembayaran mesin akan di lunaskan setelah dana tahap ke tiga cair, “ dan kita akan bayarkan bila mesin kembali normal , dan kekurangan pembayaran itu sudah tidak banyak lagi, sebab dana desa tahap sebelumnya sudah di setorkan ke pihak ke tiga“. Jelas Bustami
Mengenai masalah isu pengambilan alih pengelolan listrik oleh desa dari pihak ke tiga, Bustami juga membeberkan menurut hasil koordinasi dengan perangkat desa, bahwa sebenarnya jika masalah pengurusan mesin Listrik memang di urus oleh orang desa , namun hal tersebut juga atas penunjukan dari pihak ke tiga, sebab untuk tekhnisi yang standbay dari pihak ke tiga juga tidak ada di sana.” Saya sudah koordinasi juga dengan sekdes saya kalau pengambil alihan itu tidak ada, sebab pihak ke tiga ini kita mau ketemu juga sangat sulit, saya pribadi pun sulit menghubunginya “. Ungkap bustami lagi.
Sudah beberapa kali juga Bustami bersama perangkat desa betok jaya melakukan koordniasi dengan pihak PEMDES untuk dapat meminta mediasi agar di pertemukan dengan pihak ke tiga agar dapat menyelesaikan permaslahan ini. “ kami di Desa ini karena sudah sulit mau ketemu pihak ke tiga, maka kami minta bantuan dengan pihak PEMDES, agar bisa mempertemukan kami dan dapat mencari solusi, inilah bukti kami mau genah, maka dari jauh hari kami mencoba dan terus mencoba untuk komunikasi”. Ungkap Bustami.
Menanggapi permsalahan listrik betok jaya ini, Eky Sabiandy anggota DPRD Kabupaten Kayong Utara dari partai PERINDO memberikan pernyataan bahwa ia bersama beberapa rekan termasuk dari Dapil Pulau maya akan berkoordinasi mengenai permsalahan listrik ini agar mencari solusi yang baik buat kebaikan bersama.
“ kita coba bantu nanti semoga alat kelengkapan dewan kami cepat terbentuk dan saya akan coba bantu bersama rekan rekan anggota DPRD lain untuk selesaikan masalah ini, sebab ini menyangkut kepentingan umum”. Ungkap eky.
Menanggapi stigma negatif yang di lontarkan pada oknum Desa yang mengeruk keuntungan pribadi, Eky Menanggapi bahwa stigma tersebut tak seharusnya terjadi sebab Pihak Desa belum di konfirmasi dan belum di peertemukan dengan pihak ke tiga. “belum ada mediasi dan pemanggilan apalagi pemeriksaan kok sudah di duga mengeruk keuntungan pribadi, itu informasinya perlu di klarifikasi dengan pihak terkait bila perlu di koross cek langsung di lapangan jadi jangan hanya mendengar informasi sepihak ”. Pungkas Eky
Menurut eky dalam hal ini Kepala Daerah sebagai pemimpin harus bijaksana melihat persoalan, bahwa Kepala desa dan perangkatnya merupakan bawahan yang harus di ayomi dan di tegur jikalau memang salah tenmtu hal ini ada prosesnya.
“ Saya berharap Bupati bisa bijaksana menyikapi persoalan listrik Desa Brok jaya ini, sebab biar bagaimanapun pihak Desa juga sudah membantu dan mendukung program bersih bersinar yang di canangkan bupati , namun dalam perjalanan ada permasalahan, dan itu adalah hal biasa, di sinilah kepala daerah sebagai seorang pemimpin di uji dimana kebijaksanaan dan kearifannya menyikapi hal ini ”. Ungkap eky. MH 17 / 10/ 2019 .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar