Mandi Safar Tanah Simpang Akan Kembali Di Gelar Lebih Meriah Pada Bulan Ini - Warta Kayong

Breaking

Jumat, 18 Oktober 2019

Mandi Safar Tanah Simpang Akan Kembali Di Gelar Lebih Meriah Pada Bulan Ini

 

Ribuan warga di simpang hilir, tepatnya di Desa Teluk melano dan sekitarnyaakan kembali mengadakan acara mandi safar dengan semangat membangkitkan marwah melayu di tanah simpang , yang rangkainnya akan di gelar dari tanggal 20 hingga 23 Oktober 2019 di Pelabuhan hilir teluk melano dan alun alun pasar.

Rencana acara akan di mulai pada tanggal 20 oktober 2019,  di mulai hiburan pada malam hari dengan menampilkan Mendu yakni seni teter melayu tradisional serta seni tradisi melayu lainnya hingga acara puncak pada tanggal 23 Oktober 2019 di pelabuhan teluk melano dan di tutup dengan acara lomba sampan hias.

Selain acara pertunjukan dan lomba rangkaian kegiatan mandi safar tahun ini rencananya juga di meriahkan dengan berbagai pameran dari tanggal 20 hingga tanggal 23 Oktober.

Acara puncak tersebut biasanya di awali dengan ritual yang di pimpin oleh para dukun kampung serta tetua adat yang terdiri dari beberapa orang, lalu peserta kemudian melakukan mandi bersama di sungai simpang.

mandi safar

Di percaya jika ritual mandi safar yang di lakukan setiap rabu terakhir pada bulan safar adalah perwujudan dari tolak bala atau buang sial. Dengan kata lain ritual mandi safar ini di lakukan sebagai wujud syukur dan permohonan kepada Tuhan Yang maha esa agar di jauhkan dari  marabahaya dan bencana.

Tradisi ini sudah turun temurun dari sejak kerajan simpang berdiri di tanah kayong  yakni ratusan tahun yang lalu.  Bagi warga simpang , Rabu terakhir bulan safar itu itu adalah hari spesial. Di mana Hari itu, warga bersiap untuk menceburkan diri bersama-sama di sungai simpang, dan tradisi ini sudah menjadi agenda rutin tahunan yang di laksanakan.

Tradisi mandi safar bisa di katakan sudah menjadi ikon negeri tanah simpang,yang pada masa lalu menyimpan sejarah yang cukup panjang dan memiliki kaitan erat sebagai turunan dari kerajaan Tanjung pura yang menjadi cikal bakal penyerbaran raja raja di seluruh Kalimantan Barat.

Mandi Safar juga bagian kearifan lokal warga tanah simpang ,  Di mana inti dari tradisi itu adalah doa agar terhindar dari malapetaka. Sebelum mandi di laut bersama-sama, warga terlebih dahulu menggelar doa secara bersama. Selain itu pula dalam acara ini mencerminkan sikap dan wujud gotong royong serta rasa keleuargaan dan silaturahmi. MH 18-10-2019

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar