Oknum Baznas Provinsi Monopoli Kegiatan Konfrensi Muallaf Boneo
Wartakayong.com, Pontianak – Sejak tanggal 27 Desember 2018 telah berlangsung konfrensi Muallaf Borneo(KMB), yang dihadiri oleh perwakilan Baznas dari 4 provinsi( Kalbar,Kalsel,Kalteng dan Kaltim).yang juga dihadiri oleh perwakilan dari Sabah dan Sarawak Malaysia, juga beberapa lembaga Pembina Muallaf yang ada di Kalimantan Barat.
Konfrensi Muallaf Boneo pada awalnya adalah kerjasama Lembaga Majelis Taklim Muallaf(LMTM) Kalbar dan Baznas Provinsi Kalbar. Namun dalam konfrensi tersebut menyisakan kekecewaan yang mendalam yang dirasakan oleh para pengurus LMTM.
Konfrensi Muallaf Borneo awalnya tercetus setelah adanya pertemuan antara LMTM dengan Presiden Dayak Muslim Kebangsaan Malaysia(PDMKM) pada 27 September 2018 yang berlangsung di Aula Kementrian agama Provinsi Kalbar. Namun dalam pelaksanaan KMB yang dibuka secara resmi oleh Gubernur Kalbar Sutarmidji SH,M.Hum di Balai Petitih Gubernur, LMTM sama sekali tidak dilibatkan oleh pihak Baznas.
Dalam Sambutannya Gubernur menyambutbaik dan mengapresiasi terselenggaranya konfrensi Muallaf Borneo yang merupakan Kerjasama Baznas dan Lembaga Majelis Taklim Muallaf(LMTM) Kalbar. Sutarmidji dalam kesempatan itu menyampaikan pesan agar para da’i menyampaikan dakwah dengan Penuh hikmah dan kesejukan.
M.Damanhuri SH.I, SH, kepada awak media menuturkan rasa kekecewaannya terhadap Oknum Baznas yang menghilangkan LMTM dari kepanitiaan tanpa adanya musyawarah yang semula telah tersusun dalam pengajuan proposal ke Baznas Pusat.
” Setelah 4 hari saya keluar kota untuk dakwah, sepulang saya ke Pontianak acara KBM berubah total. Ternyata orang hanya memanfaatkan Muallaf saja, sebelumnya kami muallaf disuruh buat acara akhir tahun agar ada kegiatan, namun setelah kita buat kegiatan kami dibelakangi,” Damanhuri menceritakan.
Lebih lanjut Damanhuri menceritakan, kalau kepanitiaan berubah setelah adanya pencairan dana dari Baznas Pusat.
” Pak Ur dan Mus berkali kali minta saya bikin acara ahir tahun, setelah terbentuk panitia yang dalam pengajuan proposal juga ada tanda tangan saya sebagai ketua panitia, ternyata kami sama sekali tidak dipakai, setelah dana dicairkan,” lanjutnya lagi.
Verry liem Ketua LMTM Kayong Utara yang juga sebagai salah satu inisiator terselengaranya KMB membenarkan apa yang diceritakan oleh Damanhuri.
” Memang benar adanya kami merasa kecewa, dimana awalnya kita bersama sama membentuk panitia agar terselenggara konfrensi Muallaf, dengan tujuan bisa menghadirkan lembaga lembaga pembina muallaf yang ada di Kalimantan, khususnya yang ada di 14 kabupaten kota di kalbar.Namun kenyataannya rata rata yang hadir adalah para pengurus di Baznas, hanya beberapa lembaga saja yang di undang, Dalam hal ini kami merasa dikhianati,” Tutur Verry.
Verry menambakan, bahwa dirinya sebagai pelaku di lapangan banyak hal yang dihadapi yang mengetahui persis apa yang terjadi.
” Saya orang lapangan yang bersentuhan langsung dalam pembinaan, kami mengharapkan adanya pertemuan sesama pembina atau da’i Muallaf bisa berbagi pengalaman dan saling mempererat ukhuwah dan silaturahim, ternyata setelah datang ke Pontianak ada saudara kami yang datang jauh jauh dari daerah malah di tolak dan pulang dengan kekecewaan,” tambahnya lagi.
Verry mengatakan hal ini menjadi pengalaman dan sebagai pelajaran, dikemudian hari jangan sampai hal seperti ini terulang lagi dan dirinya berharap ada perbaikan dan hikmah yang bermanfaat, karena ini menyangkut umat,” tukasnya.
WIN
Komentar
Posting Komentar