SUKADANA—Pemungutan suara pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Kayong Utara (KKU), direncanakan dihelat pada Rabu, 27 Juni 2018. Guna mengetahui tingkat eletabilitas (keterpilihan) hingga tingkat ketertolakan, Warta Kayong melaksanakan survei pada 16 sampai 21 April 2018.
“Lokasi survei di enam kecamatan yang ada di KKU, seperti Sukadana, Simpang Hilir, Teluk Batang, Seponti, Pulau Maya, dan Kepulauan Karimata. Durasi survei, Senin sampai Sabtu (16-21/4/2018) ini,” ungkap Irwansyah, Direktur Warta Kayong di ruang kerjasanya, Senin (16/4/2018).
Target responden (masyarakat terpilih), papar Irwansyah, mencapai 400 orang dari 75.921 daftar pemilih sementara (DPS) Pilkada KKU 2018. Tingkat kepercayaan, Warta Kayong menargetkan 95,5 persen dengan margin of error +/- 4,5 persen.
“Tujuan dilaksanakannya survei ini untuk mengetahui elektabilitas calon bupati yang diminati masyarakat. Mengetahui alasan responden memilih jagonnya. Mengetahui cara mengenal, mengetahui, dan memilih calon jagoannya,” kata Irwansyah.
Ia menerangkan Warta Kayong bergerak di bidang teknologi informasi (TI), kantor berita, pengkajian arus informasi regional, dan survei sosial kemasyarakatan di Provinsi Kalbar, berkantor pusat di desa Rantau Panjang kecamatan Simpang Hilir, KKU.
“Surveior (petugas survei, Red) memiliki latar belakang berpendidikan sarjana, baik strata satu maupun diploma,” tutur Irwansyah. Setelah melalui pembekalan secara seksama sekian hari, diyakini para surveior dapat memburu target responden, walaupun durasi survei hanya enam hari.
“Survei ini menggunakan metode multistage sampling. Maksudnya, tidak memerlukan daftar lengkap anggota dalam populasi target, yang berarti dapat mengurangi biaya persiapan pemilihan responden,” jelas Irwansyah.
Dikatakannya multistage sampling dapat melibatkan lebih dari satu metode atau metode gabungan sampling, seperti simple random, cluster atau stratified sampling. Multistage sampling menggunakan hierarki sampling unit atau kelompok
“Prosedur multistage sampling hampir sama dengan cluster sampling. Akan tetapi melibatkan sampel terpilih dari setiap kluster yang dipilih, daripada melibatkan semua unit yang terdapat dalam cluster. Dengan demikian, pengambilan sampel multistage sampling melibatkan sampel, setidaknya minimal dua tahap. Multistage sampling merupakan bentuk kompleks cluster sampling,” ulas Irwansyah.
Warga desa Rantau Panjang kecamatan Simpang Hilir ini, menjelaskan cluster sampling adalah jenis sampling melibatkan membagi penduduk ke dalam kelompok (atau kelompok). Kemudian, satu atau lebih cluster yang dipilih secara acak dan semua orang dalam cluster yang dipilih adalah sampel.
Sedangkan, multistage sampling mengacu pada rencana sampling dimana pengambilan sampel dilakukan secara bertahap dengan menggunakan unit sampling yang lebih kecil dan lebih kecil pada setiap tahap.
“Dalam desain sampling dua tahap, sampel unit primer dipilih, kemudian sampel unit sekunder dipilih dari setiap unit primer dan seterusnya. Atau Beberapa cluster dipilih menjadi sample cluster kemudian unit sample dipilh dari unit cluster dengan simple random. Clustering dapat dilakukan lebih dari satu tahap,” kupas Irwansyah.
Karakteristik metode ini, imbuhnya,memiliki tiga tahap multistage sampling. Contohnya, dari tahap yang dipilih pada survei rumahtangga untuk kepentingan Pilkada KKU 2018.
Stage pertama, sub-divisi Pilkada (cluster) diambil dari suatu kecamatan atau wilayah. Stage kedua, blok-blok rumah yang ada di KKU dipilih dari sub-divisi responden yang ada di DPS Pilkada KKU yang diambil. Stage ketiga, rumah-rumah dipilih dari blok-blok tempat pemungutan suara (TPS) rumah yang ada.
“Multistage sampling kami gunakan demi membentuk daftar responden terpilih dari semua unit dalam populasi target. Alasannya pupulasi mencakup wilayah yang luas Kayong Utara,” timpal Irwansyah.
Sampel multistage, tambahnya, seringkali lebih tepat daripada sebuah sampel acak sederhana dari segi biaya yang sama, dan untuk itulah alasan ini bahwa metode ini digunakan.
“Keuntungan metode yang digunakan Warta Kayong ini adalah ekonomis dan efisien. Diyakini, lebih akurat daripada cluster ukuran total yang sama,” tegas Irwansyah.
Pun demikian, papar Irwansyah, guna mengurangi akurasi rendah, juga ditopang simple random sampling dari ukuran yang sama. Prosedur sampling membutuhkan perencanaan tingkat tinggi, sebelum seleksi dilakukan. Insyaallah dapat hasilnya tidak jauh beda dengan survei-survei dari lembaga survei tingkat nasional, regional, maupun internasional,” doa Irwansyah. (BJ*/15 /04/2018)