PSK & BIBIT PSK :Jangan salahkan mereka, karena mereka adalah korban…!
(Goresan Kisah Nyata 7 Tahun Silam, Dari Pojok café Remang Remang di Rangge Sentap)
“ Dari pade aku di pakai tapi ndak di bayar, bagos gak tentu sekali aku gini bang”. Dengan logat melayu kental Sambil menatap lepas seolah tanpa beban ke arah saya dan menyapu sekeliling cafĂ© di kompleks Rangge sentap ketapang 7 Tahun Silam. “ Cocor di makan Dolah Hancor hancorlah ”. sekali lagi itulah celetukan dari seorang gadis cantik yang saat itu ia masih bersekolah di SMPN * Ketapang. Malam itu adalah malam kesekian kali perjumpaan saya dengan wanita istimewa yang dari satu sisi ia menjalani Tugas belajarnya sebagai anak bangsa, namun di sisi yang lain ia menjalani profesi Gelap yang terkadang banyak orang mencemooh tanpa mau tau sebab musabab dan kenapa ia harus begitu. Saya memang kebetulan hobi mempelajari dan mencari tau sisi lain dari kehidupan yang ada, termasuk salah satunya kehidupan Remaja masa kini.
Baik kembali lagi pada kisah dramatis dari seorang gadis di atas. Ia adalah objek riset kecil kecilan saya yang kesekian kali namun bagi saya cukup menarik karena memiliki kisah yang unik dan lebih kompleks dari pada yang lain, dan hal tersebut betul betul nyata, Baik dari Kisahnya, Tokohnya, juga Penderitaanya yang juga sangat NYATA, Namun ia selalu bisa membalutnya dengan senyuman dan sapaan yang lembut. Kenyataan ini cukup membuat hati saya pilu, sedih dan rasanya sangat menyayangkan dan banyak lagi rasa yang tak bisa saya tulis saat ini, walaupun sudah 7 tahun berlalu namun kisahnya cukup membekas. Terlebih lebih ketika saya cross cek dari mulai pihak keluarga hingga teman temannya bahkan mantan pacar semuanya Matching akan kisahnya yang sebenarnya penuh dengan penderitaan Bathin.
Baik akan sedikit saya ceritakan kisahnya di sini guna untuk mengambil hikmah bagi kita semua, khususnya para kawula muda/i masa kini. Sebut saja nama gadis Cantik berambut lurus bermata agak sipit tersebut bernama Evi ( Namanya saya samarkan untuk menjaga Privasinya), ia memang berasal dari keluarga yang tidak mampu (miskin), Ibunya bekerja sebagai pembantu di Rumah Makan, Sedangkan Ayahnya seorang pengangguran karena PHK dari perusahaan ternama di ketapang yang bangkrut. Penghasilan dari sang ibu hanya cukup untuk makan, sehingga ayahnya memutuskan untuk pergi merantau ke negeri seberang hingga bertahun tahun tak kembali, bahkan hingga Evi terjerumus pada pergaulan yang tak terkendali. Semenjak kepergian ayahnya Evi pelan pelan mulai berubah, saat itu ia baru menginjak kelas 1 SMP. Mula mula ia sering pulang telat waktu terkadang pulang sore bahkan pulang Malam hari. Rupa rupanya saat itu ia sudah mulai berpacaran dengan kaka kelasnya, dimana ketika pulang sekolah ia dan pacarnya berjalan kesana kemari. Singkat cerita ia menuturkan bahwa dengan pacarnya tersebut pertama kali ia berhubungan intim dan melepaskan ke suciannya.
Celakanya hubungan yang ia jalani dengan pacarnya tersebut hanya berlangsung 3 Bulan. Entah bagaimana suasana perasaan evi pada saat itu, saya tak bisa menggambarkan, dimana ada usia yang snagat dini ia telah melepaskan kesuciannya pada lelaki yang seharusnya menjadi pelindung dan kelak bisa bertanggung jawab, namun malah meninggalkannya begtu saja hanya dengan kata “putus”, sementara mahkota Cintanya telah ia rampas, Tapi ya itulah konsekwensi Cinta Monyet atau pacaran usia dini, sebab pada masa usia sedini itu naluri kedewasaan masih belum terbentuk, fikirannya masih pendek, naluri yang dominan hanya Naluri NAFSU SEKSUAL belaka. Setelah kejadian tersebut EVI merasa semuanya sudah terjadi dan semuanya sudah terlanjur, kini timbul permasalahn baru dalam dirinya, ia sudah terlanjur mengenal Seks, di tambah lagi pembinaan dan pengawasan yang kurang, sehingga ia tidak memiliki Rem, arah maupun tujuan, Sekolahnya mulai ogah ogahan, konsentrasi belajar menurun, Psikisnya labil, sehingga ia akhirnya kembali terjebak dengan pacaran, dan tak ayal lagi ia melakukan kembali hubungan Intim, kemduian Putus lagi pacaran, lalu nyambung lagi dan melakukan lagi, entah hingga berapa kali ia gonta ganti pacar. Pacarnya bukan hanya anak SMP namun juga ada yang SMA bahkan ada juga yang oknum keamanan. Yang membuat saya miris adalah ia pernah melakukan aborsi karena tidak memakai Pil KB.
Satu tahun lebih berlalu, kini ia menginjak kelas 3 SMP. Akhirnya pada suatu saat Evi di ajak membantu bekerja dengan temannya yang memang sebelumnya sudah bekerja di salah satu café di rangge sentap, pada mulanya evi hanya membantu melayani tamu dengan memberi suguhan Bir/sejenisnya lalu kembali ke ke kasir. Namun kemudian ia jadi terfikir untuk melayani sambil menemani tamu duduk duduk dan ngobrol esana kemari. Dari sinilah kembali Ia berfikir untuk mengkomersilkan dirinya, Toh Evi memang Cantik, ia ibarat magnet yang mampu menyedot serpihan besi dari berbagai penjuru, Nyatanya banyak tamu yang ingin pelayanannya. Di Depan mata saya sendiri para tamu yang tidak dapat terlayani oleh evi terlihat semburat kekecewaan, maka tak jarang demi keadilan evi mendatangi para tamu dari satu meja ke meja yang lain secara bergantian dengan temannya yang lain. Saat itu Saya hanya bisa melihat, sambil mencoba menyelami apa yang saat itu di rasakan oleh Evi dan para tamu café.
Untuk dapat berkmunikasi dengan evi tidaklah sulit, karena ia adalah tipe orang yang terbuka dan ramah, saya hanya butuh waktu 3 kali bertemu sudah akrab dengannya bahkan pertemuan ke empat kalianya saya sudah dapat bertemu langsung dengan orang tuanya, pada hari hari berikutnya saya coba gali dan pelajari apa yang sebenarnya terjadi dengan Evi dari sang ibundanya. Berjam jam saya bicara dengan ibunya, awalnya bicara biasa biasa namun lama kelamaan sang ibunya terbuka dan menceritakan keluh kesahnya mengenai Evi yang rupanya adalah anak semata wayangnya, masih terbayang jelas di benak saya bagaimana raut wajah ibu evi manakala menceritakan prihal anaknya, bahkan tanpa di sadari air matanya menetes, dan saya pun turut sedih namun tak dapat berkata apa apa. Di akhir cerita ia berpesan dengan saya agar dapat menjadi penuntun dan pelindung, (di maknai tersirat saya di minta menjadi suaminya), saya terkejut dengan pernyataan ibu Evi bukannya ia tidak tau jika saya sudah beristri saat itu, mungkin saking buntunya perasaan sang ibu sehingga ia mengatakan demikian. Namun saya sudah terlanjur berjanji di dalam hati bahwa Evi yang saya lihat adalah adik saya, saya tidak bisa mencintainya, lagian saya juga sudah punya isteri dan sampai saat ini saya juga belum punya niat mau Beristri dua. Kemudian dengan pelan saya menjelaskan dan menyatakan kepada ibu evi bahwa saya tetqap akan membina dan mengawasi selayaknya kaka sendiri meskipun waktu saya tidak bisa penuh memberi perhatian padanya, namun saya tetap nyatakan dengan tersirat juga bahwa saya juga tidak bisa berpoligami.
Seiring dengan berjalannya waktu, pelan namun pasti saya selalu melakukan pendekatan persuasif guna memberikan pemahaman dengan Evi yg sudah saya anggap bagian dari keluarga saya mengenai masa depan dan tetek bengek yang lain, apalgi saat itu ia sudah lulus SMP namun tak melanjutkan ke SMA karena biaya, sudah tidak ada solusi lain lagi menurt saya kecuali ia menikah, pelan pelan saya memberikan pemahaman tersebut kepadanya dan alhamdulialh ia mau menikah asalkan dengan Pria yang bertanggung jawab, tidak peduli apapun rupa dan statusnya, saya sangat senang dengan pernyataan evi tersebut meskipun di sisi lain ia masih bekerja di café, itu adalah hak dia untuk mencari hidup meskipun menurut orang itu tidak baik, toh saya, atau anda juga tidak bisa memberinya sesuatu untuk menggantikan pekerjaanya tersebt, mungkin sebagain kita hanya menutup mata dan menyalahkan para PSK tanpa melihat asal muasal bibitnya itu dari mana dan dari siapa.
Sampai di sini kisah ini terputus karena saya putus kontak lantaran saya saat itu sempat pindah ke Teluk Melano, dan kebetulan Evi juga sering gonta ganti nomor HP. Namun dua tahun kemudian di tengah malam HP saya berdering ada pesan singkat masuk dari nomor baru yang berbunyi kurang lebih begini “ Bang aku Evi alhamdulilah berkat bimbingan dan perhatian abang dolok, aku sekarang udah dapat jodoh lelaki yang insyaallah bise ku andalkan, kalau dapat abang datang ye, Pas Malam Minggu Depan akad nikahnye”. Demikianlah kurang lebih bunyi sms singkat Evi, betapa bahagianya saya malam itu, walaupun tidak sampai finish saya mendampingi evi hingga ia menemukan jalannya namun merupakan suatu kebanggaan ia sudah akan membuka lembaran baru yang putih dan meninggalkan lembaran lama yang kelam. Singkat cerita saya datang dalam acara akad nikah evi yang sangat sederhana namun cukup khidmat. Tanpa sadar air mata saya menetes saat ijab Qobul di langsungkan, begitu pula Evi dan Ibunya, Akad nikah malam itu terasa sangat sakral dan membekas di benak saya. Ternyata suami evi adalah seorang duda, meski usianya terpaut cukup jauh, namun dari sorot mata dan gerak geriknya ia adalah orang yang bisa membawa dan membina evi ke arah masa depan bahtera rumah tangga yang baik bersamanya. Amieen
Selanjutnya ia hidup normal sebagai pasangan suami istri sebagaimana orang lain, suaminya bekerja sebagai penjual keliling sedangkan ia dirumah sebagai ibu rumah tangga. Raut kebahagiaan walau dalam kesederhanaan terpancar dari wajahnya. saat ini mungkin anaknya sudah besar karena terakhir saya berjumpa dengan evi pada Tahun 2009, setelah itu tidak lagi hingga sekarang. Ini adalah kisah nyata yang di alami oleh seorang Gadis yang malang namun alhamdulilah dapat bangkit dari keterpurukan. saat itu juga masih banya evi evi lain yang belum menemukan jalan hidupnya yang masih terjebak dalam lembah hitam, dan saya yakin saat ini juga ada evi evi yang lain pada saat ini yang juga masih tenggelam dalam arus kenikmatan sesaat. Namun yang perlu kita ingat sekali lagi JANGANLAH KITA SALAHKAN MEREKA, KARENA SESUNGGUHNYA MEREKA ADALAH KORBAN exploitasi nafsu birahi yang tidak terkontrol dari para Lelaki yang tidak bertanggung jawab.
Demikianlah salah satu kisah dari hasil penyeleman saya 7 Tahun lalu, mari kita ambil hikmah dari kisah tersebut. Mulai saat ini mari kita letakkan hak hak wanita sesuai dengan porsinya sebagai mahluk yang harus kita lindungi dan kita sayangi, jangan exploitasi mereka dengan cara apapun, jangan sakiti mereka, jangan tindas mereka apaun alasannya, mari hargai wanita dengan menjaga dan melindungi kesucian mereka, kecuali jika kita memang telah di perbolehkan dengan ikatan tanggung jawab.
( MH. 21 /09/2013).